KONTROL KUALITAS
Rabu, 04 Juni 2014 by: BELAJAR APP
Pesatnya perkembangan teknologi dan
informasi membawa dampak terhadap tatanan kehidupan dunia. Perubahan yang
tepat dan mendasar terjadidalam kehidupan di segala bidang yang menuntut
kebebasan interaksi antarkehidupan yang ada di dunia tanpa mengenal batas
negara termasuk juga dalamkegiatan perdagangan dan bisnis. Salah satu
konsekuensi logis dari perubahandunia kearah globalisasi adalah adanya
pergeseran cara pandang dalam pelaksanaan perdagangan internasional yang
mengarah kepada perdagangan global.
Hal ini mengakibatkan munculnya pasar bebas dunia yang pada gilirannya akan mengakibatkan meningkatnya persaingan di pasar internasional dan kaitannya dalam dunia bisnis maka masalah yang dihadapi perusahaan adalahs emakin ketatnya persaingan, oleh karena itu perusahaan harus dapat menjalankan strategi bisnisnya yang tepat agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang terjadi.
Hal ini mengakibatkan munculnya pasar bebas dunia yang pada gilirannya akan mengakibatkan meningkatnya persaingan di pasar internasional dan kaitannya dalam dunia bisnis maka masalah yang dihadapi perusahaan adalahs emakin ketatnya persaingan, oleh karena itu perusahaan harus dapat menjalankan strategi bisnisnya yang tepat agar mampu bertahan dalam menghadapi persaingan yang terjadi.
Setiap usaha dalam persaingan tinggi
selalu berkompetisi dengan industri yang sejenis. Agar bisa memenangkan
kompetisi, pelaku bisnis harus memberikan perhatian penuh terhadap kualitas
produk. Perhatian pada kualitas memberikan dampak positif kepada bisnis melalui
dua cara yaitu dampak terhadap biaya -biayaproduksi dan dampak terhadap
pendapatan (Gaspersz,2005: 3). Dampak terhadap biaya produksi terjadi melalui
proses pembuatan produk yang memiliki derajatkonformasi yang tinggi terhadap
standar-standar sehingga bebas dari tingkatkerusakan yang mungkin. Dampak
terhadap peningkatan pendapatan terjadimelalui peningkatan penjualan atas
produk yang berkualitas yang berharga tinggi.
Salah satu tujuan perusahaan adalah
meningkatkan laba terutama darikegiatan operasinya. Oleh karena itu, manajer
perusahaan dalam mengambil keputusan-keputusannya ditujukan untuk meningkatkan
laba. Strategi bisnis untuk meningkatkan keunggulan bersaing dapat
dilakukan melalui usaha peningkatan kualitas.
Perusahaan yang menjadikan kualitas
sebagai alat strategi akan mempunyai keunggulan bersaing terhadap kompetitornya
dalam menguasai pasar karena tidak semua perusahaan mampu mencapai superioritas
kualitas. Dalam halini perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk dengan
kualitas tinggi, hargarendah dan pengiriman tepat waktu.
Proses produksi yang memperhatikan
kualitas akan menghasilkan produk yang bebas dari kerusakan. Hal ini dapat
menghindarkan adanya pemborosan daninefisensi sehingga biaya produksi per unit
dapat ditekan dan harga produk dapat menjadi lebih kompetitif.
six Sigma merupakan cara
pendekatan kualitas terhadap Total Quality Management (TQM).
TQM menjadi perhatian di Amerika Serikat tahun 80-andan ini merupakan suatu
respons terhadap superioritas kualitas dari pabrikan Jepang dalam bidang
automotif dan penyejuk ruangan. Banyak studi pada bidang penyejuk ruangan
mengemukakan bahwa kerusakan (defect) pada perusahaan Amerika Serikat lebih banyak
dari perusahaan Jepang. Untuk membantu perusahaan supaya mampu memperbaiki
program peningkatan kualitas, makadidirikan Malcolm Balridge National
Quality Award dalam tahun 1987.
Menurut Prawirosentono ( 2002: 2)
Tiga alasan memproduksi produk berkualitas prima adalah sebagai berikut:
1.Konsumen yang membeli produk
berdasarkan mutu, umumnya mempunyai loyalitas produk yang besar dibanding dengan
konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga.
2.Bersifat kontradiktif dengan cara
pikir bisnis tradisional ternyata bahwa memproduksi barang bermutu tidak secara
otomatis lebih mahal dengan memproduksi produk bermutu rendah.
3.Menjual barang tidak bermutu,
kemungkinan akan banyak menerima keluhandan pengembalian barang dari konsumen.
Pengendalian
Kualitas
Kegiatan pengendalian dilaksanakan
dengan cara memonitor keluaran (output), membandingkan dengan standart
standart,menafsirkan perbedaan perbedaan dan mengambil tindakan
untuk menyesuaikan kembali proses proses itu sehingga sama / sesuai dengan
standar (Buffa 1999 : 109). Pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menjamin agar kegiatan produksi dan operas iyang dilaksanakan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan danapabila terjadi penyimpangan tersebut dapat
dikoreksi sehingga apayang diharapkan tercapai.
Dewasa ini semakin disadari akan
pentingnya kualitas yang baik untuk menjaga keseimbangan kegiatan produksi dan
pemasaran suatu produk. Hal ini timbul dari sikap konsumen yang
menginginkan barang dengan kualitas yang terjamin dan semakin ketatnya persaingan
antara perusahaan yang sejenis. Oleh karena itu pihak perusahaan perlu
mengambil kebijaksanaan untuk menjaga kualitas produknya agar diterima konsumen
dan dapat bersaing dengan produk sejenis dari perusahaan lain serta dalam
rangka menunjang program jangka panjang perusahaan yaitu mempertahankan
pasar yang telah ada atau menambah pasar perusahaan. Adapun hal tersebut
dapat dilakukan melalui pengendalian kualitas.
Beberapa pengertian kualitas antara
lain:
1. Kualitas
merupakan suatu kondisi yang berhubungan dengan produk dan jasa manusia, proses
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2001 :4)
2. Kualitas
merupakan totalitas bentuk dan karakteristik barang / jasa yang menunjukkan
kemampuannya untuk memutuskan kebutuhan kebutuhan yang tampak jelas maupun yang
tersembunyi (Render,2001:92)
3. Kualitas
merupakan jumlah dari atribut atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan
didalam produk produk yang bersangkutan (Ahyari,1990 : 238).
Jadi dapat disimpulkan kualitas
adalah totalitas bentuk, karakteristik dan atribut sebagaimana dideskripsikan di
dalam produk (barang /jasa), proses dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan / kebutuhan konsumen.
Pengendalian kualitas merupakan alat
bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila diperlukan,
mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah
produk yang rusak.
Ada beberapa pengertian pengendalian
kualitas :
1.Pengendalian kualitas adalah suatu
aktifitas untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk perusahaan
dapat dipertahankan sebagaimana telah direncanakan (Ahyari,1990 :239)
2.Pengendalian kualitas adalah
merencanakan dan melaksanakan cara yang paling ekonomis untuk membuat sebuah
barang yang akan bermanfaat dan memuaskan tuntutan konsumen secara maksimal
(Assauri,1999 : 18)
3 .Pengendalian kualitas
merupakan alat penting bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila
diperlukan, mempertahankan kualitas, yang sudah tinggi dan
mengurangin jumlah barang yangb rusak (Reksohadiprojo, 2000 :245).Jadi
dapat disimpulkan pengendalian kualitas adalah aktivitas untuk menjaga,
mengarahkan, mempertahankan dan memuaskan tuntutan konsumen secara maksimal.
Kualitas produk secara langsung
dipengaruhi oleh 9 bidang dasar atau 9M.Pada masa sekarang ini industri
disetiap bidang bergantung pada sejumlah besasr kondisi yang membebani produksi
melalui suatu cara yang tidak pernah dialami dalam periode sebelumnya.
(Feigenbaum,1992; 54-56)
a. Market
(Pasar)
Jumlah produk baru dan baik yang
ditawarkan di pasar terus bertumbuh pada laju yang eksplosif. Konsumen diarahkan
untuk mempercayai bahwa ada sebuah produk yang dapat memenuhi hampir setiap
kebutuhan. Pada masa sekarang konsumen meminta dan memperoleh produk yang lebih
baik memenuhi ini. Pasar menjadi lebih besar ruang lingkupnya dan secara
fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang yang ditawarkan. Dengan
bertambahnya perusahaan, pasar menjadi bersifat internasional dan mendunia..
Akhirnya bisnis harus lebih fleksibeldan mampu berubah arah dengan cepat.
b. Money
(Uang)
Meningkatnya persaingan dalam banyak
bidang bersamaan dengan fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas (marjin)
laba. Pada waktu yang bersamaan, kebutuhan akan otomasi dan pemekanisan
mendorong pengeluaran mendorong pengeluaran biaya yang besar untuk proses
dan perlengkapan yang baru. Penambahan investasi pabrik, harus dibayarmelalui
naiknya produktivitas, menimbulkan kerugian yang besar dalammemproduksi
disebabkan oleh barang afrikan dan pengulangkerjaan yangsangat serius.
Kenyataan ini memfokuskan perhatian pada manajer padabidang biaya kualitas
sebagai salah satu dari “titik lunak” tempat biayaoperasi dan kerugian dapat
diturunkan untuk memperbaiki laba.
c. Management (manajemen).
c. Management (manajemen).
Tanggung jawab kualitas telah
didistribusikan antara beberapa kelompok khusus. Sekarang bagian pemasaran
melalui fungsi perencanaan produknya, harus membuat persyaratan produk. Bagian
perancangan bertanggung jawab merancang produk yang akan memenuhi
persyaratan itu. Bagian produksi mengembangkan dan memperbaiki kembali
prosesuntuk memberikan kemampuan yang cukup dalam membuat produk sesuaidengan
spesifikasi rancangan. Bagian pengendalian kualitas merencanakan pengukuran
kualitas pada seluruh aliran proses yang menjamin bahwa hasil akhir memenuhi
persyaratan kualitas dan kualitas pelayanan, setelah produk sampai pada konsumen
menjadi bagian yang penting dari paket produk total. Hal ini telah menambah
beban manajemen puncak,khususnya bertambahnya kesulitan dalam mengalokasikan
tanggung jawab yang tepat untuk mengoreksi penyimpangan dari standar kualitas.
d. Men(Manusia).
Pertumbuhan yang cepat dalam
pengetahuan teknis dan penciptaan seluruh bidang baru seperti elektronika
computer menciptakan suatu permintaan yang besar akan pekerja dengan pengetahuan
khusus. Pada waktu yang sama situasi ini menciptakan permintaan akan ahli
teknik sistem yang akan mengajak semua bidang spesialisasi untuk
bersama merencanakan, menciptakan dan mengoperasikan berbagai sistem yang akan
menjamin suatu hasil yang diinginkan.
e. Motivation (Motivasi).
e. Motivation (Motivasi).
Penelitian tentang motivasi manusia
menunjukkan bahwa sebagai hadiah tambahan uang, para pekerja masa kini
memerlukan sesuatu yang memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka
dan pengakuan bahwa mereka secara pribadi memerlukan sumbangan atas
tercapainya sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan. Hal ini membimbing
kearah kebutuhan yang tidak ada sebelumnya yaitu pendidikan kualitas
dan komunikasi yang lebih baik tentang kesadaran kualitas.
f. Material
(bahan)
Disebabkan oleh biaya produksi dan
persyaratan kualitas, para ahliteknik memilih bahan dengan batasan yang lebih
ketat dari pada sebelumnya. Akibatnya spesifikasi bahan menjadi lebih ketat
dan keanekaragaman bahan menjadi lebih besar.
g. Machine
and Mecanization(Mesin dan Mekanise)
Permintaan perusahaan untuk mencapai
penurunan biaya dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan telah terdorong
penggunaan perlengkapan pabrik yang menjadi lebih rumit dan tergantung
pada kualitas bahan yang dimasukkan ke dalam mesin tersebut. Kualitas yangbaik
menjadi faktor yang kritis dalam memelihara waktu kerja mesin agar fasilitasnya
dapat digunakan sepenuhnya.
h. Modern Information Metode(Metode
Informasi Modern)
Evolusi teknologi komputer membuka
kemungkinan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, memanipulasi
informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya. Teknologi
informasi yang baru ini menyediakan cara untuk mengendalikan mesin dan
proses selama proses produksi dan mengendalikan produk bahkan setelah
produk sampai ke konsumen. Metode pemprosesan data yang baru dan
konstan memberikan kemampuan untuk memanajemeni informasi yang bermanfaat,
akurat, tepat waktu dan bersifat ramalan mendasari keputusan yang membimbing masa depan bisnis.
i. Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi)
i. Mounting Product Requirement (Persyaratan Proses Produksi)
Kemajuan yang pesat dalam
perancangan produk, memerlukan pengendalian yang lebih ketat pada seluruh proses
pembuatan produk. Meningkatnya persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi
produk menekankan pentingnya keamanan dan keterandalan produk.
Dimensi
Kualitas
Ada 8 dimensi kualitas yang
dikembangkan Garvin dan dapat digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis
dan analisis terutama untuk produk manufaktur. Dimensi tersebut adalah:
(Tjiptono, 2001: 27)
1.Kinerja : karakteristik dari produk
inti.
2.Ciri-ciri atau keistimewaan
tambahan: karakteristik sekunder atau pelengkap.
3.Kehandalan : kemungkinan kecil
akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
4.Kesesuaian dengan spesifikasi:
sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah
ditetapkan sebelumnya.
5.Daya tahan: berkaitan dengan
berapa lama produk tersebut dapat digunakan.
6.Service Ability: meliputi
kecepatan, kompetensi, kenyamanan mudah direparasi, penanganan keluhan yang
memuaskan
7.Estetika: daya tarik produk
terhadap panca indra.
8.Kualitas yang dipersepsikan: citra
dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.
Pendekatan Pengendalian Kualitas
Untuk melaksanakan pengendalian
didalam suatu perusahaan maka manajemen perusahaan perlu menerapkan melalui apa
pengendalian kualitas tersebut akan dilakukan. Hal ini disebabkan oleh faktor
yang menentukan atau berpengaruh terhadap baik dan tidaknya kualitas produk
perusahaan akan terdiri dari beberapa macam misal bahan bakunya, tenaga kerja,
mesin dan peralatan produksi yang digunakan, dimana faktor tersebut
akan mempunyai pengaruh yang berbeda, baik dalam jenis pengaruh yang ditimbulkan
maupun besarnya pengaruh yang ditimbulkan. Dengan demikian agar pengendalian
kualitas yang dilaksanakan dalam perusahaan tepat mengenai sasarannya serta
meminimalkan biaya pengendalian kualitas, perlu dipilih pendekatan yang tepat
bagi perusahaan. (Ahyari, 1990:225-325)
Pendekatan
Bahan Baku
Didalam perusahaan umumnya baik dan
buruknya kualitas bahan baku mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kualitas
produk akhir,bahkan beberapa jenis perusahaan pengaruh kualitas bahan baku yang digunakan
untuk pelaksanakan proses produksi sedemikian besar sehingga kualitas produk
akhir hampir seluruhnya ditentukan oleh bahan baku yang digunakan. Bagi beberapa
perusahaan yang memproduksi suatu produk dimana karakteristik bahan baku
akan menjadi sangat penting di dalam perusahaan tersebut. Dalam pendekatan bahan baku,
ada beberapa hal yang sebaiknya dikerjakan manajemen perusahaan agar bahan baku
yang diterima dapat dijaga kualitasnya :
a). Seleksi Sumber Bahan Baku
(Pemasok)
b). Pemeriksaaan dokumen pembelian
c). Pemeriksaan Penerimaan
Bahan.
Pendekatan
Proses Produksi
Pada beberapa perusahaaan proses
produksi akan lebih banyak menentukan kualitas produk akhir. Artinya di
dalam perusahaan ini meskipun bahan baku yang digunakan untuk keperluan proses
produksi bukan bahan baku dengan kualitas prima, namun apabila proses produksi
diselenggarakan dengan sebaik baiknya maka dapat diperoleh produk dengan
kualitas yang baik pula. Pengendalian kualitas produk yang dihasilkan
perusahaan tersebut lebih baik bila dilaksanakandengan menggunakan pendekatan
proses produksi yang disesuaikan dengan pelaksanaan proses produksi di dalam
perusahaan. Pada umumnya pelaksanaan pengendalian kualitas proses produksi di
dalam perusahaan dipisahkan menjadi 3 tahap:
a)Tahap Persiapan.
b)Tahap Pengendalian Proses.
c)Tahap Pemeriksaaan Akhir.
Pendekatan
Produk Akhir
Pendekatan produk akhir merupakan
upaya perusahaan untuk mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya
dengan melihat produk akhir yang menjadi hasil dari perusahaan tersebut.
Dalampendekatan ini perlu dibicarakan langkah yang diambil untuk dapat
mempertahankan produk sesuai dengan
standar kualitas yang berlaku. Pelaksanaan pengendalian kualitas dengan
pendekatan produk akhir dapat dilakukan dengan cara memeriksa seluruh produk
akhir yang akan dikirimkan kepada para distributor atau toko pengecer. Dengan demikian
apabila ada produk yang cacat atau mempunyai kualitas dibawah standar yang
ditetapkan maka perusahaan dapat memisahkan produk ini dan tidak ikut dikirimkan
kepada para konsumen.
Untuk masalah kerusakan produk
perusahaan harus mengambiltindakan yang tepat bagi peningkatan kualitas produk
akhir serta kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Oleh sebab itu
perusahaan harus mengumpulkan informasi tentang berbagai macam keluhan konsumen.
Kemudian diadakan analisa tentang berbagai kelemahan dan kekurangan produk perusahaan
sehingga untuk proses berikutnya kualitas produk dapat lebih
dipertanggungjawabkan.
2.5. six
Sigma
Pengertian six sigma.
Six Sigma adalah bertujuan yang
hampir sempurna dalam memenuhi persyaratan pelanggan (Pande dan Cavanagh, 2003:
9).Menurut Gaspersz (2005:310) six sigma adalah suatu visi peningkatan kualitas
menuju target 3,4 kegagalan per sejuta kesempatan untuk setiap transaksi produk
barang dan jasa. Jadi Six Sigma merupakan suatu metode atau teknik pengendalian
dan peningkatan kualitas dramatik yang merupakan terobosan baru dalam
bidang manajemen kualitas.
Konsep Six Sigma
Konsep Six Sigma
Pada dasarnya pelanggan akan merasa
puas apabila mereka menerima nilai yang diharapkan mereka. Apabila produk
diproses pada tingkat kualitas Six Sigma, maka perusahaan boleh mengharapkan
3,4 kegagalan per sejuta kesempatan atau mengharapkan bahwa 99,99966 persen dari
apa yang diharapkan pelanggan akan ada dalam produk itu.Menurut Gaspersz
(2005:310) terdapat enam aspek kunci yang perlu diperhatikan dalam aplikasi
konsep Six Sigma, yaitu :
1. Identifikasi pelanggan
2.Identifikasi produk
3.Identifikasi kebutuhan dalam
memproduksi produk untuk pelanggan
4.Definisi proses
5.Menghindari kesalahan dalam proses
dan menghilangkan semua pemborosan yang ada
6.Tingkatkan proses secara terus
menerus menuju target Six Sigma
Menurut Gaspersz (2005:310) apabila
konsep Six Sigma akan ditetapkan dalam bidang manufakturing, terdapat enam aspek
yang perlu diperhatikan yaitu:
1.Identifikasi karakteristik produk
yang memuaskan pelanggan (sesuai kebutuhan dan ekspetasi pelanggan).
2.Mengklasifikasikan semua
karakteristik kualitas itu sebagai CTQ (Critical-To-Quality) individual.
3.Menentukan apakah setiap CTQ
tersebut dapat dikendalikan melalui pengendalian material, mesin proses kerja
dan lain-lain.
4.Menentukan batas maksimum
toleransi untuk setiap CTQ sesuai yang diinginkan pelanggn (menentukan nilai UCL
dan LCL dari setiap CTQ)
5.Menentukan maksimum variasi proses
untuk setiap CTQ(menentukan nilai maksimum standar deviasi untuk setiap CTQ ).
6.Mengubah desain produk dan / atau
proses sedemikian rupa agar mampu mencapai nilai target
Six Sigma