7 TOOL OF QC ( 7 ALAT KONTROL KUALITAS )
Rabu, 04 Juni 2014 by: BELAJAR APP
Pada
saat sekarang ini di dunia industri, kualitas memainkan peranan yang sangat
penting apabila produk yang dihasilkan ingin tetap berada dipasaran, karena
dengan adanya kualitas yang baik maka produk yang dihasilkan dapat bersaing
dengan produk sejenis. Kualitas produk yang dihasilkan harus memiliki kualitas
yang baik, tetapi dalam proses produksinya masih banyak terjadinya cacat.
Seven
tools, merupakan salah satu alat statistik untuk mencari akar permasalahan
kalitas, sehingga manajemen kualitas dapat menggunakan seven tools tersebut
untuk mengetahui akar permasalahan terhadap produk yang mengalami cacat, serta
dapat mengetahui penyebab-penyebab terjadinya cacat.
PENGERTIAN
Adapun
dalam penulisan tugas ini ada beberapa istilah yang dipakai, antara lain :
a.
Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan
data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan kesimpulan berdasarkan
kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan. (Sudjana, 1989)
b.
Mutu adalah keseluruhan ciri serta sifat produk yang berpengaruh pada
kemampuannya memenuhi kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat. Definisi
ini berpusat pada pelanggan, dimana pelanggan punya kebutuhan dan pengharapan
tertentu. Selain itu mutu dapat diartikan jaminan kesetiaan pelanggan,
pertahanan terbaik melawan saingan dari luar dan satu-satunya jalan menuju
pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng.(google.com)
c.
Kualitas adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing,
engineering, manufaceture, dan maintenance, dalam mana
produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan. (Dorothea, 2004:3)
d.
Kecacatan adalah suatu produk yang tidak sesuai untuk dipasarkan, atau tidak
memenuhi syarat-syarat tertentu karena ada sesuatu sebab sehingga produk
tersebut tidak bisa dipasarkan lagi.
Manajemen
kualitas adalah “sebuah sistem manajemen strategis terpadu yang
melibatkan semua staf dan menggunakan
metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk
terus meningkatkan proses-proses di dalam
organisasi demi memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan-harapan
pelanggan”. Secara konseptual, manajemen kualitas dapat diterapkan baik pada
barang maupun jasa, karena yang ditekankan dalam penerapan
manajemen kualitas adalah peningkatan sistem kualitas.
Pada
dasarnya proses industri harus dipandang sebagai suatu peningkatan
terus-menerus (continuous industrial process improvement), yang dimulai dari
sederet siklus sejak adanya ide-ide untuk menghasilkan suatu produk,
pengembangan produk, proses produksi, sampai
distribusi kepada konsumen. Seterusnya, berdasarkan informasi
sebagai umpan-balik yang dikumpulkan dari pengguna produk (pelanggan) itu dapat
dikembangkan ide-ide kreatif untuk menciptakan produk baru atau memperbaiki
produk lama beserta proses produksi yang ada saat ini. 5 hal yang harus menjadi
perhatian pada pengembangan Sistim Manajemen Kualitas:
1.
Fokus pelanggan;
2.
Keterlibatan Total;
3.
Tolok Ukur
4.
Dukungan Sistematis and
5.
Peningkatan yang terus menerus.
Peningkatan
kualitas produksi dan jasa dapat dilakukan dengan berbagai alat bantu. 7 Tools
merupakan alat bantu dalam pengolahan data untuk peningkatan kualitas, dan 7
New Tools merupakan alat bantu dalam memetakan masalah secara
terstruktur, guna membantu kelancaran komunikasi pada tim
kerja, dan untuk
pengambilan
keputusan. 7 tools : (Pareto, Histogram, Fishbone, Scatter, Control Chart,
Check Sheet, Grafik). 7 New Tools : (Affinity diagram, Relation diagram, Matrix
diagram, Tree diagram, Arrow diagram, Process Decision Program Chart).
Penjelasan
7 tools dalam manajemen kualitas :
1. Diagram
Pareto
Diagram
pareto disebut juga Gambaran pemisah unsur penyebab yang paling dominan dari
unsur-unsur penyebab lainnya dari suatu masalah.
Diagram
Pareto diperkenalkan oleh seorang ahli yaitu Alfredo Pareto. Diagram Pareto ini
merupakan suatu gambar yang mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke kanan
menurut urutan ranking tertinggi hingga terendah. Hal ini dapat membantu
menemukan permasalahan yang terpenting untuk segera diselesaikan (ranking
tertinggi) sampai dengan yang tidak harus segera diselesaikan (ranking
terendah).
Selain
itu, Diagram Pareto juga dapat digunakan untuk membandingkan kondisi proses,
misalnya ketidaksesuaian proses, sebelum dan setelahdiambil tindakan perbaikan
terhadap proses.
Adapun
Penyusunan Diagram Pareto meliputi 6 (enam) langkah, yaitu:
1. Menentukan metode atau arti dari pengklasifikasian data, misalnya
berdasarkan masalah, penyebab jenis ketidaksesuaian, dan sebagainya.
2. Menentukan satuan yang digunakan untuk membuat urutan
karakteristik‑ karakteristik tersebut, misalnyarupiah, frekuensi, unit, dan
sebagainya.
3. Mengumpulkan data sesuai dengan interval waktu yang telah
ditentukan.
4. Merangkum data dan membuat rangking kategori data tersebut dari
yaang terbesar hingga yang terkecil.
5. Menghitung frekuensi kumulatif atau persentase kumulatif yang
digunakan.
6. Menggambar diagram batang, menunjukkan tingkat kepentingan relatif
masing- masing masalah. Mengidentifikasi beberapa hal yang penting untuk
mendapat perhatian.
Selain
itu Diagram Pareto ini mempunyai beberapa Prinsip yaitu :
§ Vilfredo
Pareto (1848-1923), ahli ekonomi Italia:
Mengatakan
bahwasannya 20% dari population memiliki 80% dari total kekayaan
§ Juran
mengistilahkan “vital few, trivial many”:
20%
dari masalah kualitas menyebabkan kerugian sebesar 80%.
Contoh
Diagram Pareto
2. Histogram
Adapun karakteristik histogram adalah :
§ Histogram
menjelaskan variasi proses, namun belum mengurutkan rangking dari variasi
terbesar sampai dengan yang terkecil.
§ Gambar
bentuk distribusi (cacah) karakteristik mutu yang dihasilkan oleh data yang
dikumpulkan melalui check sheet.
§ Histogram
juga menunjukkan kemampuan proses, dan apabila memungkinkan, histogram dapat menunjukkan
hubungan dengan spesifikasi proses dan angka‑angka nominal, misalnya rata‑rata.
§ Dalam
histogram, garis vertikal menunjukkan banyaknya observasi tiap‑tiap kelas.
Langkah-langkah dalam membuat Histogram :
Berikut ini adalah Langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat Histogram :
1) Mengumpulkan data Pengukuran
Data yang untuk membuat Histogram adalah data pengukuran yang berbentuk Numerik.
Sebagai contoh:
Seorang Engineer ingin mengumpulkan data pengukuran untuk panjangnya kaki komponen A seperti tabel dibawah ini :
2) Menentukan besarnya Range
Sebelum menentukan Besarnya nilai Range, kita perlu mengetahui Nilai terbesar dan Nilai Terkecil dari seluruh data pengukuran kita. Cara untuk menghitung Nilai Range (R) adalah :
R = Xmaks – XminsatauRange = Nilai terbesar – Nilai terkecil
Catatan :
Jika anda menggunakan Excel , anda bisa memakai Function :
Mencari Nilai Terbesar : @MAX( nomor cell awal : nomor cell akhir)
Mencari Nilai Terkecil : @MIN(nomor cell awal : nomor cell akhir)
Untuk contoh diatas, Besarnya Nilai Range adalah 0.6 dengan perhitungan dibawah ini:
Range = 3.2 – 2.6
Range = 0.6
3) Menentukan Banyaknya Kelas Interval
Sebagai Pedoman, terdapat Tabel yang menentukan Kelas Interval-nya sesuai dengan banyaknya Jumlah Sample Unit pada Data Pengukuran.
Untuk contoh kasus diatas, banyaknya sampel data pengukuran adalah 50 data, maka kita memilih banyaknya kelas interval adalah 7 buah (menurut tabel adalah 6 sampai 10).
4) Menentukan Lebar Kelas Interval, Batas Kelas, dan Nilai Tengah Kelas
a. Menentukan Lebar Kelas Interval
Yang menentukan Lebar setiap kelas Interval adalah pembagian Range (Langkah 2) dan Banyaknya Interval Kelas (Langkah 3).
Kasus yang sama, untuk cara menghitung Lebar Kelas Interval adalah :
Lebar = Range / Kelas IntervalLebar = 0.6 / 7Lebar = 0.1 (dibulatkan)
b. Menentukan Batas untuk setiap Kelas Interval
Untuk menentukan Batas untuk setiap kelas Interval, kita memakai rumus :
Nilai terendah – ½ x unit pengukuran
(dalam kasus ini kita memakai unit pengukuran 0.1)
Batas Kelas Pertama :
Menentukan Batas bawah Kelas pertama :
2.6 – ½ x 0.1= 2.55
Selanjutnya Batas Bawah kelas pertama ditambah dengan Lebar Kelas Interval untuk menentukan Batas atas kelas pertama :
2.55 + 0.1 = 2.65
Batas Kelas Kedua :
Menentukan Batas bawah Kelas Kedua :
Batas Bawah Kedua adalah Batas Atas Kelas Pertama, yaitu : 2.65
Batas Atas Kedua adalah Batas Bawah Kedua ditambah dengan Lebar Kelas Interval yaitu : 2.65 + 0.1 = 2.75
Batas Kelas Ketiga dan seterusnya :
Dilanjutkan ke kelas ketiga dan seterusnya seperti cara untuk menentukan Batas Kelas Kedua.
c. Menentukan Nilai Tengah setiap Kelas Interval :
Nilai Tengah Kelas Pertama :
Nilai Tengah Kelas Pertama = batas atas + batas bawah kelas Pertama / 2
= 2.55 + 2.65 / 2
= 2.6
Nilai Tengah Kelas kedua dan seterusnya :
Nilai Tengah Kelas kedua dan seterusnya mempergunakan cara yang sama seperti menghitung Nilai Tengah Kelas Pertama.
5) Menentukan Frekuensi dari Setiap Kelas Interval
Untuk mempermudah perhitungan, pakailah tanda “Tally” pengelompokkan 5 (lima) untuk menghitung satu per satu jumlah frekuensi yang jatuh dalam kelas Interval.
Masih kasus yang sama, berikut ini tabel hasil perhitungannya :
6) Membuat Grafik Histogram
- Membuat Garis Horizontal dengan menggunakan skala berdasarkan pada unit pengukuran data
- Membuat Garis Vertikal dengan menggunakan skala frekuensi
- Menggambarkan Grafik Batang, tingginya sesuai dengan Frekuensi setiap Kelas Interval
- Jika terdapat batasan Spesifikasi yang ditentukan oleh Customer (Pelanggan) maka tariklah garis vertikal sesuai dengan spesifikasi tersebut.
Cara diatas merupakan Cara Manual dalam perhitungan dan pembuatan Grafik Histogram. Di Pasaran, terdapat banyak Software khusus Statistik yang dapat melakukannya dengan sangat mudah sekali. Diantaranya Software Minitab yang sangat terkenal di kalangan praktisi Statistik, terutama yang berkaitan dengan Process Improvement seperti Metodologi Six Sigma dan lain sebagainya.
3. Check
Sheet
Lembar
isian (check sheet) merupakan alat bantu untuk memudahkan dan menyederhanakan
pencatatan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi
kerja yang ada. Untuk mempermudah proses pengumpulan data maka perlu dibuat
suatu lembar isian (check sheet), dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut
:
a)
Maksud pembuatan harus jelas
Dalam
hal ini harus diketahui informasi yang jelas dan apakah data yang nantinya
diperoleh cukup lengkap sebagai dasar untuk mengambil tindakan atau tidak.
b)
Stratifikasi harus sebaik mungkin
Dapat
dipahami dan diisi serta memberikan data yang lengkap tentang apa yang ingin
diketahui.
c)
Dapat diisi dengan cepat, mudah dan secara otomatis bisa segera diananlisa.
Jika perlu dicantumkan gambar dan produk yang akan di check.
Tujuan
pembuatan lembar pengecekan adalah menjamin bahwa data dikumpulkan secara
teliti dan akurat oleh karyawan operasional untuk diadakan pengendalian proses
dan penyelesaian masalah. Data dalam lembar pengecekan tersebut nantinya akan
digunakan dan dianalisis secara cepat dan mudah. Lembar pengecekan ini memiliki
beberapa bentuk kesalahanjumlah.
Ada
beberapa jenis lembar isian yang dikenal dan dipergunakan untuk keperluan
pengumpulan data, ayitu antara lain: Production Process Distribution Check
Sheet. Lembar isian jenis ini dipergunakan untuk mengumpulkan data yang berasal
dari proses produksi atau proses kerja lainnya. Out-put kerja sesuai dengan
klasifikasi yang telah ditetapkan untuk dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga
akhirnya akan dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi. Seperti halnya
dengan histogram, maka bentuk distribusi data berdasarkan frekuensi kejadian
yang diamati akan menunjukkan karakteristik proses yang terjadi.
4. Fish
Bone Diagram
Istilah
lain dari Fishbone Diagram adalah Diagram Ishikawa, dikembangkan oleh Kaoru
Ishikawa seorang pakar kendali mutu. Sering kali disebut sebagai fishbone
diagram dikarenakan bentuknya yang menyerupai tulang ikan. Fishbone Diagram
lahir karena adanya kebutuhan akan peningkatan mutu atau kualitas dari barang
yang dihasilkan. Seringkali dalam suatu proses produksi dirasakan hasil akhir
yang diperoleh tidak sesuai dengan ekspektasi, misalnya: barang cacat terjadi
lebih dari yang ditetapkan, hasil penjualan sedikit, mutu barang kompetitor lebih
baik dari barang kita, nasabah lebih memilih produk kompetitor kompetitor , dan
lain-lain. Dari sinilah timbul pemikiran untuk melakukan analisa dan evaluasi
terhadap proses yang sudah terjadi dalam rangka untuk memperbaiki mutu.
Fishbone Diagram merupakan salah satu alat pengendali mutu yang fungsinya untuk
mendeteksi permasalahan yang terjadi dalam suatu proses industri.
Fishbone
Diagram dalam penerapannya digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
menjadi penyebab permasalahan. Diagram ini sangat praktis dilakukan dan dapat
mengarahkan satu tim untuk terus menggali sehingga menemukan penyebab utama
atau Akar suatu permasalahan. Akar ”penyebab ” terjadinya masalah ini memiliki
beragam variabel yang berpotensi menyebabkan munculnya permasalahan.
Fishbone
Diagram sering juga disebut sebagai diagram Sebab Akibat. Dimana dalam
menerapkan diagram ini mengandung langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
2. Mengidentifikasi akibat
3. Mengidentifikasi berbagai kategori.
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
1. Menyiapkan sesi sebab-akibat
2. Mengidentifikasi akibat
3. Mengidentifikasi berbagai kategori.
4. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
5. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
6. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Penggunaan
diagram tulang ikan ini ternyata memiliki manfaat yang lain yaitu bermanfaat
sebagai perangkat proses belajar diri, pedoman untuk diskusi, pencarian
penyebab permasalahan, pengumpulan data, penentuan taraf teknologi, penggunaan
dalam berbagai hal dan penanganan yang kompleks.
Apabila
“masalah” dan “penyebab” sudah diketahui secara pasti, maka tindakan (action)
dan langkah perbaikan akan lebih mudah dilakukan. Dengan diagram ini, semuanya
menjadi lebih jelas dan memungkinkan kita untuk dapat melihat semua kemungkinan
“penyebab” dan mencari “akar” permasalahan sebenarnya. Jadi sangat jelas bahwa
Fishbone Diagram ini akan menunjukkan dan mengajarkan kita untuk melihat “ke
dalam” dengan bertanya tentang permasalahan yang sedang terjadi dan menemukan
solusinya dari dalam juga.
Penyelesaian
masalah melalui fishbone dapat dilakukan secara individu top manajemen maupun
dengan kerja tim. Seperti dengan cara mengumpulkan beberapa orang yang
mempunyai pengalaman dan keahlian memadai menyangkut problem yang terjadi.
Semua anggota tim memberikan pandangan dan pendapat dalam mengidentifikasi
semua pertimbangan mengapa masalah tersebut terjadi. Kebersamaan sangat
diperlukan di sini, juga kebebasan memberikan pendapat dan pandangan setiap
individu. Ini tentu bisa dimaklumi, manusia mempunyai keterbatasan dan untuk
mencapai hasil maksimal diperlukan kerjasama kelompok yang tangguh.
Analisa
tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan berbagai sebab
potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang mudah
dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu kita dalam menganalisis apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proses. Yaitu dengan cara memecah proses menjadi
sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia, material,
mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya.
5. Scattered
Diagram/Diagram Tebar.
Scatter
diagrammerupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan antara
sebab dan akibat dari dua variabel atau untuk menentukan korelasi antara
penyebab yang diduga dengan akibat yang timbul dari suatu masalah.
Berikut ini merupakan Langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat Scatter Diagram :
Pengumpulan data
Lakukan pengumpulan sepasang data X dan Y yang akan dipelajari hubungannya kemudian masukkanlah data tersebut ke dalam sebuah Tabel. Usahakan pengumpulan pasangan data melebihi 30 pasangan data (n > 30) agar tingkat ke-akurasi-annya lebih tinggi.Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal
Tentukanlah nilai Maksimum dan nilai Minimum dari kedua data variabel X dan Y tersebut kemudian buatlah sumbu Vertikal dan sumbu Horizontal beserta skalanya sesuai dengan nilai Maksimum dan Nilai Minimum yang didapat.Penebaran (Plotting) data
Lakukanlah Penebaran data (data plotting) kedalam kertas yang telah dibuat pada langkah ke-2 (langkah pembuatan sumbu vertikal dan sumbu horizontal)Pemberian Informasi
Berikanlah informasi yang secukupnya untuk Scatter Diagram tersebut seperti :- Judul Grafik
- Banyaknya pasangan data
- Judul dan unit pengukuran untuk sumbu Vertikal dan Horizontal
- Interval Waktu
- Orang yang membuat dan penanggung Jawab Scatter Diagram tersebut.
Agar lebih jelas tentang cara pembuatan dan penerapan Scatter Diagram, berikut ini merupakan contoh Kasusnya :
Contoh Kasus :
Perusahaan A yang mempunyai Tenaga Kerja sebanyak 300 orang dan bergerak di bidang industri perakitan elektronik sedang menghadapi permasalahan atas tingginya tingkat kerusakan dalam produksi. Dicurigai bahwa penyebabnya adalah dikarenakan jumlah absensi operator (tenaga kerja) yang tinggi di dalam produksinya. Berikut ini adalah Tabel tentang jumlah absensi tenaga kerja dengan tingkat kerusakan.
Berdasarkan Contoh kasus dan Tabel diatas, maka kita dapat membuat Scatter Diagramnya mengikuti langkah-langkah yang telah disebutkan diatas tadi.
Langkah 1 – Pengumpulan data
Seperti yang telah ditampilkan dalam tabel diatas dengan pasangan data sebanyak 30 data (n = 30)
Langkah 2 – Pembuatan Sumbu Vertikal dan Sumber Horizontal
Sumbu Horizontal : Nilai Maksimum untuk Absensi adalah 6 dan Minimumnya adalah 1
Sumbu Vertikal : Nilai Maksimum untuk tingkat kerusakan adalah 5,6 dan Minimumnya adalah 0,7
Sumbu Vertikal : Nilai Maksimum untuk tingkat kerusakan adalah 5,6 dan Minimumnya adalah 0,7
Catatan :
- Agar bentuk grafik lebih bagus, kita dapat lebihkan batas skala maksimum dan minimum
- Jika yang diuji adalah hubungannya dengan kualitas, maka tingkat kerusakan lebih baik diletakkan pada sumbu Vertikal.
Langkah 3 – Penebaran Data (Data Plotting)
Lakukan Penebaran data sesuai dengan tabel diatas dengan cara menggambarkan titik-titk X dan Y.
Langkah 4 – Pemberian Informasi
Berikanlah informasi dan Judul Scatter Diagram seperti contoh dibawah ini:
Judul Scatter Diagram : Hubungan antara Absensi dengan Tingkat Kerusakan
Banyak pasangan data : n = 30
Judul dan unit pengukuran : Sumbu Vertikal = Tingkat Kerusakan (%),
Sumbu Horizontal = Jumlah Absensi (Orang)
Interval waktu : 01 ~ 30 November 2012
Nama Pembuat / Penanggung : Dickson Kho
Judul Scatter Diagram : Hubungan antara Absensi dengan Tingkat Kerusakan
Banyak pasangan data : n = 30
Judul dan unit pengukuran : Sumbu Vertikal = Tingkat Kerusakan (%),
Sumbu Horizontal = Jumlah Absensi (Orang)
Interval waktu : 01 ~ 30 November 2012
Nama Pembuat / Penanggung : Dickson Kho
Cara Membaca Scatter Diagram :
Dari bentuk grafik yang dihasilkan, maka grafik dari Scatter Diagram diatas dinyatakan memiliki hubungan Positif (korelasi Positif) yang artinya Makin Tinggi Jumlah Absensi Tenaga Kerja akan mengakibatkan tingkat kerusakan yang makin tinggi pula. Jadi jika ingin mengurangi tingkat kerusakan produk, salah satu tindakan yang harus dilakukan adalah mengurangi tingkat absensi tenaga kerja.
POLA SCATTER DIAGRAM
Terdapat 3 pola dalam Scatter Diagram yaitu :
1) POLA POSITIF SCATTER DIAGRAM
Yaitu Pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi positif di antara Variabel X dan Variabel Y dimana nilai-nilai besar dari Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai besarnya Variabel Y, sedangkan nilai-nilai kecil variabel X berhubungan dengan nilai-nilai kecil Variabel Y.
2) POLA NEGATIF SCATTER DIAGRAM
Yaitu pola yang menunjukkan hubungan atau korelasi negative di antara Variabel X dan Variabel Y dimana nilai-nilai besar Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai kecil Variabel Y sedangkan nilai-nilai kecil Variabel X berhubungan dengan nilai-nilai besar Variabel X.
3) POLA TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN (TIDAK BERKORELASI)
Yaitu Pola yang berkemungkinan tidak memiliki hubungan karena tidak ada kecenderungan nilai-nilai tertentu pada variabel X terhadap nilai-nilai tertentu pada Variabel Y.
Berikut ini gambar 3 Jenis pola dalam menilai hubungan atau korelasi antara pasangan data X dan Y :
6. Flowchart
Pada dasarnya, Flowchart (Diagram Alir) adalah alat yang digunakan untuk melakukan Perencanaan Proses, Analisis Proses dan Mendokumentasikan Proses sebagai standar Pedoman Produksi.
Flowchart (Diagram Alir) merupakan salah satu dari QC 7 Tools (7 alat Pengendalian Kualitas) yang diperkenalkan oleh Mr. Kaoru Ishikawa pada tahun 1968 bersamaan dengan alat-alat lainnya seperti Histogram, Pareto Chart, Scatter Diagram, Control Chart, Cause and Effect Diagram (Fishbone Chart) dan Check Sheet.
Sebutan-sebutan lain untuk Flowchart (Diagram Alir) antara lain : Flow Diagram, Process Flowchart, Process Map, Work Flow Diagram dan Business Model.
Flowchart (Diagram Alir) merupakan alat (tool) dasar dan mudah dipergunakan serta sangat bermanfaat bagi suatu perusahaan Manufakturing dalam mengidentifikasikan proses operasionalnya terutama untuk menjelaskan setiap langkah dalam menjalankan Proses Operasionalnya.
Beberapa Keuntungan dalam penggunaan Flowchart (Diagram Alir) antara lain :
-Sebagai Dokumentasi Prosedur Kerja dalam ISO
-Sebagai pedoman untuk menjalankan Operasional
-Sebagai pedoman untuk melakukan pelatihan terhadap Karyawan baru
-Sebagai benchmark (patokan)
-Sebagai Peta kerja untuk mencegah terjadi kehilangan arah
-Untuk mempermudah pengambilan keputusan
-Sebagai pedoman untuk menjalankan Operasional
-Sebagai pedoman untuk melakukan pelatihan terhadap Karyawan baru
-Sebagai benchmark (patokan)
-Sebagai Peta kerja untuk mencegah terjadi kehilangan arah
-Untuk mempermudah pengambilan keputusan
Simbol Mulai/Awal atau Selesai/Akhir (Start / End)
Simbol Start dan End biasanya dilambangkan dengan Oval, Lingkaran ataupun Kotak Persegi Panjang yang sudutnya dibulatkan.
Simbol Proses atau Kegiatan (Process)
Simbol untuk Proses / Langkah atau kegiatan yang akan dilakukan pada umumnya berbentuk Kotak Persegi Panjang (rectangle).
Simbol Kondisional atau Keputusan (Conditional or Decision)
Simbol Kondisional atau Keputusan biasanya dilambangkan dengan Kotak yang berbentuk Diamond (Rhombus) yang pada umumnya akan mempunyai Output (keluaran) seperti Ya atau Tidak, Benar atau Salah.
Simbol Arah Aliran (Flow)
Simbol Arah Aliran Proses dilambangkan dengan Panah (Arrow) dengan anak panahnya menuju ke proses selanjutnya.
Simbol Masukan / Keluaran (Input / Output )
Simbol untuk menunjukan Masukan dan Keluaran Data (Input dan Output) dilambangkan dengan Kotak yang berbentuk Jajaran genjang (Parallelogram).
7. Grafik
dan Peta Kendali (Control Chart)
Control
Chart adalah grafik yang digunakan untuk mengkaji perubahan proses
dari waktu ke waktu. Merupakan salah satu alat atau tools dalam pengendalian
proses secara statististik yang sering kita kenal dengan SPC (Statistical
Process Control), ada juga yang menyebutnya dengan Seven Tools.
Pembuatan control chart dalam SPC bertujuan untuk
mengidentifikasi setiap kondisi didalam proses yang tidak terkendali secara
statistik (out of control) karena pengendaliannya terhadap proses makacontrol
chart termasuk ke dalam aktivitas on line quality control.
Dalam
proses pembuatan control chart sangat penting memperhatikan
jenis data yang kita miliki untuk menentukan jenis control chart yang
tetap, sehingga dapat memberikan informasi yang tetap terhadap kinerja proses.
Kesalahan pemilihan jenis control chart dapat berakibat fatal,
karena tidak ada informasi yang bisa tarik dari data yang sudah dikumpulkan
bahkan dapat memberikan gambaran yang salah terhadap kinerja proses.
Ciri
khas dari control chart baik untuk dapat variabel maupun atribute selalu
di batas oleh batas kendali atas ( Upper Control Limit) dan batas kendali bawah
(Lower Control Limit). Peta kendali X-bar R sebenarnya lebih baik digunakan
dari pada X-bar S karena dalam menggambarkan variasi yang terjadi didalam
sample dari setiap sub group, sedangkan dalam X-bar R hanya menunjukan
rentang nilai sample dalam masing-masing sub grup.
P
Chart digunakan untuk pengendalian proporsi produksi cacat, ukuran sample yang
dalam pembuatan P chart dapat berbeda antara suatu sub group dengan sub group
yang lainnya. Sedikit berbeda dengan NP chart, digunakan untuk memonitor jumlah
produk cacat dan ukuran sample sub group datanya harus sama. P Charta dan NP
chart dapat di dekati dengan distribusi binomial dalam perhitungannya.
Jika
yang ingin kita kembalikan kecacatan dari suatu produk, maka control chart yang
dapat digunakan C chart dan U chart. Untuk pengendalian terhadap jenis cacat
maka harus menggunakan C chart, sedangkan U Chart digunakan untuk pengendalian
terhadap jumlah cacat per unit. Kedua peta kendali ini, dalam perhitungan
capability proses di dekati dengan distribusi Poisson
KESIMPULAN
Kualitas
sangat penting bagi sebuah produk, baik berupa produk barang maupun jasa.
Hal-hal yang sangat penting bagi produsen berkaitan dengan produk adalah:
Kualitas, biaya dan produktivitas. Sedang bagi konsumen adalah Kualitas, harga
dan pelayanan purna jual. Dengan demikian kualitas adalah satu-satunya hal yang
paling penting bagi kedua belah pihak. Dalam banyak kasus, konsep kualitas
berbeda antara pabrikan/produsen dan pelanggan/konsumen. Bagi pelanggan,
kualitas berarti kenyamanan dalam penggunaan, sementara bagi pabrikan, kualitas
berarti sifat-sifat kuantitatif yang menjadi tujuan (sifat-sifat khas lain)
misalnya kemurnian, viskositas, warna dan benda asing. Beberapa sifat-sifat
khas lainya bukan merupakan kualitas yang
diminta pelanggan.
Suatu
produk mempunyai sifat-sifat yang tidak diketahui baik oleh pabrikan maupun
pelanggan. Pelanggan membeli produk yang mempunyai beberapa sifat yang tidak
diketahui sebaik sifat-sifat yang diketahui. Pada saat proses-proses di
pabrikan diganti, beberapa sifat yang tak diketahui juga akan berganti.
Kegunaan produk bagi para pelanggan adalah kualitas dari produk. Dalam
pengertian ini, pelanggan yang menentukan kualitas dari produk. Spesifikasi
kualitas ditunjukan pada spesifikasi pengiriman dalam kadar kualitas minimum
yang harus dipenuhi oleh pabrikan. Biasanya kegunaan mengarah pada performa dan
ketahanan (berguna bagi kehidupan dan daya tahan), akan tetapi perlu juga
melibatkan sosial masyarakat dan manusia kedalam pertimbangan .
ini referensi nya dari mana ya
Sangay membantu
I like it
Artikel ini sangat membantu saya, terima kasihhhhhh